– Mengapa gula begitu adiktif dan adiktif dan bagaimana cara menghindarinya agar tidak menjadi kecanduan gula?
Media sosial Twitter ramai dengan perbincangan tentang kasus Esteh Indonesia yang menuai kecaman dari pelanggan.
Produk Cheese Red Velvet Este Indonesia dikritik pelanggan karena terlalu manis.
Namun kritikan tersebut berujung pada somasi dari Esteh Indonesia yang akhirnya berujung pada permintaan maaf dari pelanggan.
Pelanggan sebelumnya mengatakan bahwa minuman Esteh Indonesia rasanya seperti bahan kue yang dicampur gula.
Este Indonesia pun menanggapi bahwa deskripsi manisnya produk tersebut bersifat subjektif.
Este Indonesia ”memberikan pilihan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan (options) konsumen, sehingga tidak tepat jika dikatakan bahwa produk (minuman) keju red velvet setara dengan 3 kg gula”.
Esteh Indonesia mengatakan kritik itu didasarkan pada informasi yang salah dan menyesatkan konsumen.
Profesor Zubairi Djoerban, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 IDI, juga mengomentari manfaat mengonsumsi gula bagi tubuh.
Seseorang mungkin mengalami ngidam gula, suatu kondisi di mana ada keinginan untuk permen.
Menurutnya, sebagian orang bisa menjadi kecanduan gula, antara lain karena kebiasaannya.
“Terkadang kita mengalami kecanduan karena kebiasaan. Kita memberi permen saat kita cemas. Kita minum es teh manis saat panas, dan kita merayakan era baru dengan kue ulang tahun. Semuanya akan berbahaya jika dikonsumsi secara berlebihan. ” ” tulis Zubairi di akun Twitter @Zubairi Djoerban.
Penyebab lainnya adalah kurang tidur dan stres berkepanjangan.
“Kondisi ini menyebabkan tubuh mengeluarkan hormon kortisol. Hormon kortisol ini meningkatkan dorongan untuk makan makanan dan minuman manis,” jelasnya.
Saat Anda makan gula, tubuh Anda melepaskan dopamin, yang dapat memengaruhi kesenangan Anda, kata Zubairi.
“Kenapa adiktif? Makan gula melepaskan dopamin dalam tubuh kita. Jadi kita merasakan ‘nikmat’, dan kita ingin mengulanginya lagi, dan frekuensinya akan meningkat,” jelasnya.
Zubairi juga menjelaskan mengapa orang cenderung menganggap enteng gula.
Menurutnya, gula lebih sulit dihindari karena lebih diterima secara sosial daripada alkohol.
Lantas, bagaimana cara mengatasi ngidam gula atau kecanduan gula?
Penelitian telah menunjukkan bahwa bahkan orang yang tidak mengonsumsi gula selama dua minggu dapat mengontrol keinginan untuk mengonsumsi gula.
Cara lain untuk mengatasi ngidam adalah berpuasa. Muslim dapat berpuasa pada hari Senin dan Kamis.
“Langkah selanjutnya adalah membuat kebiasaan memuaskan hasrat mengidam gula menjadi lebih sehat. Ganti dengan wortel, labu, kelapa, pisang, anggur, atau kurma. Kemudian lakukan latihan pelepasan endorfin untuk membantu Anda ‘merasa lebih baik’. Ini bisa. Kurangi keinginan Anda akan gula.”
Ia mengingatkan bahwa batas asupan gula yang sedang dan baik per hari tidak lebih dari 10% dari kebutuhan energi Anda.
“Itu setara dengan 4 sendok makan atau 50 gram per hari. Untuk penderita diabetes, sebaiknya kurang dari 4 sendok teh,” katanya.
Kandungan gula yang berlebihan dalam tubuh dapat meningkatkan kadar gula yang nantinya dapat mempengaruhi kesehatan Anda.
Kadar gula darah yang tinggi diubah menjadi lemak dalam tubuh, yang dapat menyebabkan obesitas.
Menjadi gemuk meningkatkan risiko kanker, penyakit jantung dan otak.
“Gula tetap bermanfaat. Salah satu fungsi gula dalam metabolisme tubuh adalah memberikan energi untuk merangsang aktivitas kita. Jangan,” kata Zubairi.
(/Tio)