
JAKARTA — Memerangi rasa lapar dan haus bukan sekadar diet, kata Mahmud Aditya Rifqi, ahli gizi Universitas Airlangga (UNAIR).
Diet adalah seperangkat pola makan. Penting untuk melakukannya untuk meningkatkan nutrisi, mengontrol atau menurunkan berat badan.
Ada banyak jenis diet, salah satunya adalah puasa intermiten.
“Puasa intermiten adalah cara untuk mengontrol kebiasaan makan dengan berpuasa dalam jangka waktu tertentu. Ada sebuah pola. Kami umat Islam menerapkan prinsip diet ini dalam bentuk puasa selama bulan Ramadhan. Jadi, sebagai bagian dari diet, puasa juga merupakan salah satu cara untuk mengontrol pola makan,” ujarnya, Kamis (7/4/2022) di laman unair.ac.id.
Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UNAIR ini menegaskan, ada syarat yang harus diperhatikan dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan serta pola makan yang sehat untuk menurunkan berat badan.
Ini seperti mengendalikan diri saat sahur, berbuka puasa dan mengatur asupan.
Jangan berlebihan saat berbuka puasa.
Selama masa puasa Ramadhan, tubuh dilatih untuk rutin makan saat sahur dan berbuka puasa.
Namun, jika Anda mengambil waktu berbuka puasa sebagai bab jamak, yaitu, jika Anda makan berlebihan hingga malam hari, Anda tidak dapat mengurangi lemak tubuh.
Seperti yang dikatakan Mahmud, “Anda tidak dapat mencapai tujuan Anda (penurunan berat badan) kecuali Anda berpuasa dan berhenti makan di malam hari.”
kontrol asupan
Mahmud menjelaskan, saat berpuasa, tubuh tidak akan makan dan minum lebih dari 12 jam sehari. Oleh karena itu, dianjurkan untuk menyesuaikan asupan saat sahur dan berbuka puasa.
Ada beberapa asupan yang perlu diperhatikan saat berpuasa.
Selama Ramadhan, air dan air mineral harus berlimpah. Ini karena meski tidak berpuasa, Anda membutuhkan setidaknya 2-3 liter per hari.
Selain itu, Mahmud mengatakan perlu menambahkan sayuran dan buah-buahan berair seperti tomat dan mentimun dengan sup untuk memenuhi kebutuhan air tubuh.
Kemudian serat, sayuran, dan buah-buahan adalah makanan yang mengenyangkan dan sehat.
Kandungan serat dalam makanan dapat membuat tubuh tidak mudah lapar. Namun perlu diingat, saat sahur atau berbuka hindari buah yang memiliki rasa asam. Hal tersebut untuk mengantisipasi rasa tidak nyaman di lambung.
Juga kabohidrat dan protein yang penting untuk kesehatan tubuh. Sehingga dua hal tersebut perlu diimbangi asupannya baik saat sahur maupun berbuka.
“Jadi yang salah itu kalau kita sahurnya makan nasi sebanyak banyaknya. Tidak begitu, karena kalau makan nasi sebanyak banyaknya, gula darah kita naik, jam 10 nanti kita sudah lapar. Jadi imbangi asupan karbohidrat, asupan lauk, protein dan sayur sayuran,” ujarnya.
Reporter Ayurina Reporter
Postingan mengenai Saran Ahli Gizi Jalani Diet Aman Saat Puasa bisa Anda baca pada Kesehatan dan di tulis oleh admin