Wartawan , Rina Ayu
, JAKARTA — Berbagai faktor risiko dapat menyebabkan tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Ahli Bedah Saraf Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, dr. Eka Harmeiwaty, Sp.S mengatakan saat ini ada dua faktor risiko tambahan yang perlu dipertimbangkan: udara dingin dan polusi udara.
“Tekanan darah tinggi cenderung lebih tinggi saat udara dingin. Hal ini karena suhu rendah dapat mempersempit pembuluh darah untuk sementara. Kondisi ini membutuhkan tekanan lebih untuk memaksa darah melalui arteri yang menyempit melalui pembuluh. Dapat meningkatkan darah tekanan,” katanya. Dokter Eka dalam Virtual Activity, Rabu (31/8/2022).
Ketika berbicara tentang polusi, banyak penelitian menunjukkan bahwa selain menyebabkan tekanan darah tinggi, polusi udara meningkatkan risiko stroke.
Insiden terkait dengan durasi paparan, usia, dan risiko penyakit kardiovaskular seperti diabetes.
Asap knalpot dari mobil adalah penyebab utama (lebih dari 90%) polusi udara di daerah perkotaan.
Sebuah studi tahun 2020 menemukan bahwa paparan PM2.5 (partikel halus/debu) yang berkepanjangan secara signifikan meningkatkan risiko stroke iskemik dan hemoragik.
”Beberapa gaya hidup di perkotaan juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, seperti pola makan yang tidak sehat, dan cenderung menjalani gaya hidup sedentary yang juga menjadi pemicu stroke,” jelasnya.
Selain itu, faktor risiko hipertensi antara lain usia, obesitas, makanan yang terlalu asin dan rendah kalium, kurang olahraga, merokok, minum alkohol, dan stres.
“Faktor risiko ini bisa membuat tekanan darah Anda tidak stabil,” kata dr Eka.
Tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan darah diastolik 90 mmHg disebut hipertensi.
Salah satu kesulitan dalam mengobati tekanan darah tinggi adalah pasien terkadang tidak menyadari bahwa mereka memiliki tekanan darah tinggi dan baru tahu ketika tekanan darah mereka sudah sangat tinggi.